Sabtu, 30 Juni 2012

KEHIDUPAN
Saat aku terlahir di bumi melalui rahim seorang wanita bernama Iis Wahyuni, yang aku tahu hanya ibu,ayah dan semua keluargaku.Beranjak taman kanak-kanak, aku mulai mengenal dunia luar dimana dunia bermainku dengan teman-teman sebayaku.Aku mulai mengenal banyak permainan yang dapat menyenangkan hatiku.Namun, aku belum memahami kehidupan ini karena hanya senang yang aku rasakan walaupun aku pernah merasa sedih saat dimarahi orangtuaku atau guruku dan kecewa saat aku tak bisa mendapatkan sesuatu yang aku inginkan.Tanpa terasa usiaku semakin bertambah seiring bertambahnya kehidupanku ini yang mulai beragam.Di sekolah dasar, karakterku mulai terbentuk, galak,nakal itulah prilaku yang terbentuk sehingga banyak terbentuk kenangan indah dimarahi guru,orangtua, berkelahi dengan teman, menjahili teman sebaya, bermain tanpa kenal waktu.Tanpa terasa di hari kelulusanku, aku menangis karena teman,sahabat.Saat itu aku mendapatkan arti baru dalam hidup, teman adalah bagian dari hidupku.Saat aku menjadi siswi di salah satu sekolah menengah pertama negeri, aku mulai menyukai lawan jenis yang biasa orang kenal dengan cinta.Aku mulai menyadari jika pembagian waktu,pikiran,dan hati diperlukan.Aku mulai mengenal banyak karakter orang yang bervariatif yang membuatku harus mempelajarinya agar aku dapat mengatasinya tanpa beban.Namun, kehidupanku belum terlalu berbeda dengan kehidupanku di sekolah dasar karena sifat dasarku masih terbentuk.Sakit hati,bahagia,kecewa,sedih mulai ku rasakan karena cinta.Tak kusangka hidup ini penuh dengan derita.Aku mulai bangkit dan bangkit dikala hati,pikiran ini hancur karena cinta dan kehidupan ini.Namun aku sanggup melewatinya walau harus ada air mata yang menetes.Aku makin merasakan betapa rumitnya kehidupan ini karena aku sudah beranjak dewasa, saat duduk dibangku sekolah menengah atas.Mulai aku mengenal kehidupanku yang penuh dengan perjuangan karena aku tidak hanya merasakan sulit tapi juga merasakan marah karena diremehkan,di cacimaki oleh orang-orang disekitarku.Hingga mengharuskan ku mengenal dendam dan musuh.Tanpa mereka sadari dendamku tuknya telah terbentuk dan mulai beranjak abadi tanpa kesemuan.Semakin terbentuk karakterku sebagai orang yang kasar dan terkenal sadis karena aku tak pernah memandang mereka manusia namun ku pandang mereka iblis yang pantas aku musnahkan dan individualistik yang berada dalam jiwaku.Hanya buaian iblis yang aku rasakan saat ku mendengarkan mereka.Sekali lagi aku tak menyadari bahwa aku telah dewasa karena aku telah menjadi seorang mahasiswi di salah satu universitas negeri dinegaraku.Aku tersentak kaget dibuatnya karena perubahan kehidupanku begitu terasa.Namun aku mulai bisa mengatasinya berkat sulitnya kehidupanku yang lalu.Semakin individualistik lah yang terbentuk karena disana aku tak merasakan sebuah pertemannan yang tulus karena semua orang yang kita kenal adalah lawanku untuk meraih kesuksesan yang menjadi impianku sejak dahulu sejak ku merasakan sebuah kegagalan yang begitu mudahnya menghancurkan semangatku.Entahlah apa lagi yang aku akan rasakan karena tiap detik tanpa kusadari kehidupan ini berubah secar alamiah.
DIA YANG KUCINTAI

Sebuah kebohongan lah yang aku ingat tentangmu yang kini menjadi sebuah cerita.
Hingga kini hanya rasa menyesal yang kurasakan.
Sampai detik ini aku masih menginginkanmu disampingku lagi.
Entah janjimu dulu menjadi sebuah kata semu atau kah kenyataan.
Tapi aku selalu berdoa semoga kau masih mengenangku dalam suatu memori kecil dalam kalbumu.
Harapanku tak pernah pudar tuk selalu mencintaimu.
Kini aku hanya bisa menunggu apakah kau lah bagian hidupku?
Semoga kau masih ingat kenangan itu.
Walaupun kini kau telah dimiliki orang lain, tapi aku masih setia menunggu harapan itu datang menghampiriku.
Betapa bahagianya hati ini dia seperti yang ku impikan.
Akankah rasa kerinduan ini bisa terobati setelah 4tahun yang lalu ku memberimu kisah pilu?
Sungguh aku menyesal, berilah aku satu kesempatan untuk perbaiki semua cerita kita dimasa lalu.
Aku akan berubah demi kita.
Semoga rasa yang kumiliki dibalas olehnya.
Amin